Setiap orang sejatinya berhak untuk memilih siapa pun untuk menjadi pasangan hidupnya. Memilih pasangan yang berbeda generasi atau terpaut usia yang sangat jauh (10 tahun atau lebih) merupakan yang wajar. Akan tetapi, menikah dengan orang yang berbeda usia jauh, baik lebih muda ataupun lebih tua merupakan sebuah keputusan besar. Sebab, secara psikologis pernikahan beda generasi memiliki konflik yang berbeda dengan pasangan pada umumnya sehingga masing-masing pasangan dituntut lebih dalam untuk memahami satu sama lain.
Jarak usia ideal pasangan biasanya berkisar antara tiga dan maksimal tujuh tahun. Pada umumnya, usia laki-laki lebih tua dari pada perempuan sehingga diharapkan bisa menjadi sosok yang dewasa dan dapat menjadi pemimpin dalam pernikahan mereka. Kondisi tersebut dianggap lebih ideal dan bisa meminim resiko konflik untuk hubungan jangka panjang yaitu kehidupan pernikahan.
Usia menikah yang seumuran dinilai memiliki pola pandang yang selaras, jadi bisa berpengaruh dalam keharmonisan hubungan. Akan tetapi ada banyak pula pasangan yang memiliki jarak usia terpaut jauh bahkan hingga belasan tahun namun tetap bisa menjalani kehidupan pernikahan dengan harmonis dan berbahagia.
Kira-kira apa sih tips supaya langgeng dan harmonis untuk menjalani kehidupan pernikahan dengan usia yang terpaut jauh? Yuk simak tipsnya berikut ini!
1. Dikusikan Setiap Harapan
Berdiskusi dengan jujur tentang apa yang diharapkan dari pasangan sangat penting. Apakah salah satu dari anda menginginkan pernikahan sementara yang lain ingin menunggu. Diskusikan semua elemen-elemen sehingga dapat memulai kehidupan pernikahan dengan langkah yang benar.
2. Akui Perbedaan
Kebanyakan orang percaya memiliki kesamaan dengan pasangan dan juga kepentingan bersama adalah sebuah kunci untuk bisa hidup bersama yang panjang
dan sehat. Akan tetapi hal ini tidaklah selalu benar, karena anda tidak harus selalu menyukai semua hal yang sama dengan pasangan.
Elemen yang paling penting yaitu mengetahui dan mengakui perbedaan dengan pasangan. Sisakan ruang dalam hubungan untuk beragam kebiasaan, minat, kesukaan, dan hobi yang dapat memicu minat masing-masing.
3. Berjuang Bersama
Jika salah satu pasangan berumur lebih muda dan ingin mengambil resiko dalam pekerjaan sementara salah satunya mencari stabilitas, maka akan tidak adil karena mengharapkan pasangan memenuhi salah satu dari tuntutan tersebut. Seharusnya masing-masing pasangan harus merasa nyaman untuk mencapai tujuan pribadi yang didukung pasangan tersebut. Semuanya harus dibahas secara transparan misalnya di bidang seperti salah satu menginginkan anak maka hal tersebut harus diputuskan dengan cara membahasnya.
4. Mengidentifikasi Kepentingan Bersama
Saling meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama merupakan salah satu cara untuk melupakan bahwa anda dan pasangan memiliki perbedaan usia. Jadi memiliki perbedaan usia dalam membangun kehidupan bersama bukan berarti menghalangi minat kesenangan keduanya.
5. Menghadapi Ketidakpastian
Apapun yang dihadapi dan dilakukan bersama pasangan jangan biarkan perbedaan usia menjadi penghalang. Komunikasikan segala permasalahan secara jujur dan terbuka misalkan terkait usia atau lainnya, dan bekerja samalah untuk menemuka solusi permasalahan secara tepat.
Menurut Wendy L. Patrick, Ph.D. “Hubungan yang penuh kasih, sehat, dan bahagia dapat bertahan dan berkembang tanpa memandang usia. Seperti yang diketahui pasangan yang bahagia, cinta sejati melampaui demografi, menyatukan orang melalui kasih sayang, kesukaan, dan kompatibilitas bukan usia,”
Semoga bisa bermanfaat dan dapat diterapkan bersama pasangan anda! Terimakasih